Dalam Kitab Durratun Naasihiin diriwayatkan tentang kisah disyari’atkannya puasa. Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan puasa ialah menekan musuh Allah (Setan). Dan sesungguhnya setan memanfaatkan nafsu syahwat sebagai alat penggoda. Kekuatan sang nafsu akan bertambah disebabkan makan dan minum. Karena itulah menurut kisah kejadiannya, bahwa setelah Allah menciptakan akal dan nafsu, Allah memerintahkan mereka menghadap-Nya. Kemudian ditanya satu persatu. Sang akalpun datang menghadap dan ketika disuruh berbalik, berbaliklah ia. Lalu Allah pun bertanya kepadanya, “Man ana wa man anta? (siapa saya dan siapa kamu?)”. Maka dengan tawadhu’ sang akal menjawab, “Anta Rabbiy wa ana ‘abduka adh dhoif (Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu yang lemah)”. Karena itu Allah memberinya kemuliaan. Sedangkan nafsu, ketika diperintahkan untuk menghadap, ia diam saja tidak menjawab. Dan ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, dengan sombongnya dia menjawab, “Ana wa ana, Anta wa anta (aku ya aku, Engkau ya ...